CILACAP, iNewsPurwokerto.id-Program Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL) yang dijalankan oleh Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap terus menunjukkan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Keberhasilan ini menarik perhatian berbagai pihak, termasuk PT Polytama Propindo, salah satu subholding KPI, yang melakukan kunjungan langsung pada awal pekan ini.
PT Polytama Propindo, produsen resin polipropilena (PP resin) terkemuka di Indonesia yang berbasis di Indramayu, Jawa Barat, mengirimkan rombongan dipimpin oleh CSR Supervisor Catharina Siena.
Rombongan diterima di ruang rapat Anggrek, kompleks Head Office (HO) Kilang Cilacap, Jalan MT Haryono. Setelah mendengarkan paparan dari tim CSR Kilang Cilacap, kunjungan dilanjutkan ke Bank Sampah Beo Asri di Kelurahan Tegalreja, Cilacap Selatan.
Bank Sampah Beo Asri fokus pada pengelolaan lingkungan melalui pengumpulan sampah dan limbah minyak jelantah. “Program ini memiliki potensi besar untuk menjadi titik balik bagi masyarakat sekitar, khususnya dalam pengembangan sektor UMKM,” jelas Cecep Supriyatna, Area Manager Commrel & CSR Kilang Cilacap.
Cecep berharap program ini dapat mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam mendukung keberlanjutan lingkungan, salah satunya melalui pengelolaan minyak jelantah. “Selain memberikan manfaat ekonomi, program ini juga menjadi bentuk kontribusi nyata terhadap pelestarian alam di sekitar kita,” ujarnya.
Dari Bank Sampah Beo Asri, kunjungan berlanjut ke Bank Sampah di Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah. “Di sini, ada 240 warga rentan yang kembali produktif berkat program TJSL. Mayoritas warga Kutawaru adalah mantan anak buah kapal dan mantan pekerja migran,” papar Cecep.
Di Kutawaru, terdapat program Masyarakat Mandiri Kutawaru Berdaulat di Kampung Sendiri (Mamaku Berdikari) yang telah berjalan sejak 2022 dan terus berinovasi. “Program Mamaku Berdikari dirancang agar masyarakat semakin menyadari potensi daerah mereka sebagai kawasan kelautan yang dapat memberikan manfaat besar,” tambah Cecep.
Saat ini, Mamaku Berdikari telah mengembangkan 5 Sistem Integrasi Aquakultur Berbasis Energi Terbarukan (Sinar Biru), meliputi pembibitan dan budidaya mangrove, kepiting cangkang lunak, energi terbarukan, alam dan kuliner, serta pusat pembelajaran (learning center).
Kunjungan Tim Polytama kali ini fokus pada Wisata Kampung Kepiting, yang merupakan bagian dari program Sinar Biru, khususnya di bidang alam dan kuliner. Kilang Cilacap melalui Tim CSR memberikan dukungan berupa restorasi lahan dan silvofishery untuk mengembangkan eduwisata budi daya perikanan dan kelautan.
Catharina Siena menyampaikan apresiasinya terhadap program Mamaku Berdikari. “Program ini luar biasa dan sangat inspiratif. Semoga kolaborasi ini dapat memperluas dampak positif program TJSL Kilang Cilacap bagi keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ujarnya.
Keberhasilan program TJSL Kilang Cilacap ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan secara berkelanjutan.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait