Setelah mereka melewati pertigaan Hek, terjadi kontak senjata. Sebuah peluru melesat tak jauh dari Sarwo. "Panser yang mengawal saya juga ditembak dengan bazoka," katanya.
Sarwo tiarap, lalu memerintahkan seorang prajurit melambaikan baret sebagai tanda agar jangan menembak. Ia malah tertembak.
"Santosa bilang prajurit itu cuma kena tembak. Belakangan saya ketahui ia gugur. Andaikata saya tahu sejak semula, pasti saya marah sekali dan saya perintahkan membalas,"tegasnya.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta
Artikel Terkait