"Indonesia dalam hubungan Indonesia-Rusia memiliki potensi besar, secara negaranya mirip seperti yang saya katakan bahwa negara itu (Indonesia) serupa (dengan Rusia) dalam budaya, serupa dalam kekayaan mineral, serupa bahwa mereka negara besar, serupa bahwa mereka adalah negara multinasional dengan bahasa yang berbeda," jelas sosok yang pernah berperan dalam negosiasi Sukhoi SU-35.
Kendati demikian, Lubarto mengatakan bahwa di sisi lain perlu adanya pendekatan tertentu dalam menjalin kerja sama dengan Indonesia. Kesulitan yang selama ini dihadapinya dalam menjalin hubungan antara Rusia-Indonesia adalah kurangnya sistem perencanaan dan kurangnya informasi yang mendalam.
Lubarto juga menuturkan bahwa sesuatu yang tak kalah penting adalah komunikasi. Komunikasi tersebut dapat terjadi dengan melibatkan peran seorang ahli bahasa Indonesia. Hal ini tentu menjadi sebuah kesempatan bagi anak negeri untuk berkiprah di kancah Internasional, khususnya Rusia.
"Pemahaman untuk mulai berbicara, perlu belajar memahami, mulai berbicara dalam bahasanya, terlebih dalam hal memahami apa yang dimaksud. Kami banyak membutuhkannya di sini, karena di Rusia sangat sedikit spesialis bahasa Indonesia," ujarnya dalam video yang kini telah mencapai lebih dari 119 ribu kali ditonton.
Di akhir wawancara, Lubarto mengungkapkan kecintaannya terhadap Indonesia. Meski tumbuh dan besar di Negeri Beruang Merah, Lubarto tetap mengakui Indonesia sebagai tanah airnya.
"Bisa dibilang Indonesia adalah tanah air. Indonesia adalah tanah air, Rusia juga tanah air. Saya tidak bisa memisahkan keduanya,"pungkasnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait