JAKARTA, iNews.id - Kematian merupakan keniscayaan, dan tiap-tiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati meninggalkan dunia fana ini.
Bagi setiap Muslim, jika mendengar kabar duka biasanya mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un.
Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un sendiri adalah sesungguhnya kita adalah milik Allah dan semuanya akan kembali pada Allah SWT.
Kalimat dalam Islam dinamakan Istirja ini adalah frasa umat Islam yang digunakan saat seseorang sedang tertimpa musibah atau kadang mendengar kabar duka. Umat Islam bersabar dan menyebut ungkapan ini juga saat menerima cobaan atau celaka.
Seperti dikutip celebrities.id, dari berbagai sumber, kalimat Innalillahi wa innailaihi rajiun memiliki makna jika dunia adalah milik Allah SWT sehingga manusia tidak bisa menuntut apapun. Allah SWT merupakan pemilik hak dan kehendak dari apapun yang ada di dalam dunia ini.
Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un menunjukkan bahwa segala cobaan yang menimpa seorang hamba adalah atas kehendak Allah SWT.
Arti Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un ini juga biasa diucapkan ketika mengungkapkan rasa turut berduka cita atas meninggalnya seseorang.
Kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un juga terdapat dalam potongan ayar Alquran surat Al-Baqarah ayat 156 yang artinya sebagai berikut.
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(Al-Baqarah-156)
Latin : Alladziina idzaa aashoobathummushiibatun qooluu innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun
Artinya : (yaitu) orang-orang yang ketika ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaalillaahi wa innaa ilaihi raajiuun” (Sesungguhnya kita milik Allah dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita akan kembali)
Keutamaan Kalimat Innalillahi Wa Inna Ilaihi Raji'un
1. Meringankan Beban di Hati
Sebagian orang menjadi stress dan depresi ketika kehilangan orang yang dicintainya. Mereka menjadi lupa diri dan terus meratapi kejadian tersebut. Hingga akhirnya menjadi beban dalam hati yang dipikirkan terus menerus.
Dengan mengucapkan kalimat Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, kita belajar mendinginkan hati. Beban berat yang ada di dalam hati akan terangkat karena kita pasrah kepada Allah. Rasa penyesalan yang tertinggal akan perlahan menghilang seiring berlalunya musibah yang terjadi.
Kalimat Istirja mengajarkan kita bahwa tidak semua keinginan kita di dunia dapat terpenuhi. Musibah yang datang menjadi pertanda bahwa sesungguhnya Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik.
2. Menjadikan Pribadi yang Lebih Ikhlas
Ikhlas untuk melepaskan sesuatu memang terbilang cukup mudah diucapkan. Namun tindakan ini seringkali sulit untuk diterima manusia. Beratnya menanggung rasa kehilangan menjadikan kita seakan tidak percaya dan menerima kenyataan yang terjadi.
Segala hal yang kita miliki disini adalah titipan dan sewaktu-waktu bisa diambil oleh pemiliknya yaitu Allah. Dengan mengucapkan Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, kita belajar untuk mengikhlaskan hal tersebut. Belajar untuk melepaskannya dengan rasa tanpa beban.
Ucapan kalimat Istrija ini setidaknya akan menguatkan kita dengan keikhlasan sepenuhnya kepada Allah. Rasa tawakal, berserah diri sepenuhnya atas segala keputusan yang telah ditetapkan oleh Allah.
3. Melatih Diri agar Lebih Sabar
Mengucapkan Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun juga akan meningkatkan kesabaran kita. Kesabaran ini akan membantu kita melewati semua musibah yang terjadi dalam hidup. Ucapan-ucapan buruk tidak akan keluar dari mulut serta pemikiran buruk juga tidak akan terjadi.
Kalimat ini sangat efektif sekali untuk diucapkan ketika kita sedang menghadapi musibah, baik yang ringan ataupun berat. Inti dari kalimat “Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun” adalah bentuk penyerahan diri kepada Allah. Menerima semua keputusan, ketetapan dan takdir yang Allah gariskan kepada kita. Menyadari sepenuh hati dan pikiran bahwa tidak ada satupun hal di dunia ini yang menjadi milik kita seutuhnya. Orang tua, anak, jabatan, harta dan lain sebagainya hanyalah titipan semata yang sewaktu-waktu bisa diambil kembali.
4. Membuat Hati Lebih Tegar
Sudut pandang seorang mukmin harus diarahkan bahwa berbagai persoalan hidup, musibah sakit dan berbagai peristiwa yang menyusahkan sejatinya tak terlepas dari takdir Allah SWT. Dengan berbagai masalah yang silih berganti, seorang mukmin akan semakin tangguh, tegar dan tahan uji.
Dia akan lebih kuat bersandar pada pertolongan-Nya, memperbanyak doa dan termotivasi mencari jalan keluar agar terlepas dari segala beban hidup dengan tetap menjalankan ikhtiar yang dirahmati-Nya.
Pribadi berkarakter tegar tahan uji, sabar dan percaya diri yang tidak berlebihan niscaya akan tetap kokoh imannya, stabil emosinya dan kuat hatinya. Dalam menghadapi problematika hidup dengan izin Allah SWT tentunya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait