get app
inews
Aa Text
Read Next : Kejari Purbalingga Musnahkan Barang Bukti Tindak Pidana 

Kasus Stunting Purbalingga Turun Signifikan dalam 4 Tahun Terakhir

Jum'at, 08 Juli 2022 | 21:33 WIB
header img
Peringatan Harganas Purbalingga di Golaga, Jumat (8/7/2022)

PURBALINGGA, iNews.id - Kasus stunting di Purbalingga mengalami penurunan signifikan dalam 4 tahun belakangan. Pada 2017 lalu, kasus stunting tercatat  28,7%. Sedangkan pada tahun 2021 angka stunting 15,7%.

Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan bahwa angka stunting di Purbalingga setiap tahun menurun. Misalnya 2017 angka stunting masih 28,7% sedangkan 2021 turun menjadi 15,7%. 

Stunting merupakan hal yang penting, karena menyangkut kualitas SDM ke depan, sebab saat bonus demografi nanti sangat dibutuhkan SDM unggul. Pemerintah pusat menargetkan angka stunting nasional bisa turun menjadi 14%

"Untuk mencapai 14% kita (Purbalingga) hanya butuh effort untuk bisa menurunkan 1,7%. Mudah-mudahan dengan kita bergandengan dengan seluruh stakeholder target 14% di tahun 2024 ini bisa berhasil,”jelas Bupati pada puncak peringatan Hari keluarga Nasional (Harganas) sekaligus Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2022, Jumat (8/7/2022) di kompleks objek wisata Goa Lawa Purbalingga (Golaga).

Purbalingga, lanjut Bupati, menjadi pilot project penelitian dalam upaya pencegahan stunting nasional. Salah satu eksperimen dilakukan di Desa Karangaren, Kecamatan Kutasari di mana anak-anak stunting disupport susu dan telur setiap hari dan dengan pendampingan akhirnya bisa lepas dari kriteria stunting.

"Artinya kalau sudah bisa berhasil seperti ini, program ini harus bisa direplikasi oleh seluruh Puskesmas se-Purbalingga, bapak ibu rekan-rekan kepala Puskesmas siap apa tidak? Kalau tidak siap besok langsung saya copot soalnya,”ujarnya.

Bupati juga mengingatkan kepada masyarakat untuk menghindari 4 Terlalu. "Jangan lupa, Pak, Bu untuk bisa selalu mensosialisasikan 4 Terlalu kepada masyarakat. Pertama, Terlalu muda melahirkan. Kedua, Terlalu tua melahirkan. Ketiga, terlalu sering atau terlalu dekat melahirkan/tidak diatur jangka kelahirannya. Keempat, terlalu banyak (anak)," kata Bupati Tiwi kepada para Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD).


Peringatan Harganas Purbalingga

Faktor utama untuk mencegah kematian dan memastikan kesehatan ibu dan anak adalah perencanaan kehamilan. Ia juga berpesan kepada para Kepala Puskesmas agar Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) untuk dijaga jangan sampai meningkat.

"Kematian ibu di Kabupaten Purbalingga tahun ini sudah 3, mudah-mudahan tidak meningkat. Sedangkan kematian bayi tahun ini sudah 45. Saya minta stop di angka itu. Saya mohon dengan hormat bantuan sengkuyung para Kepala Puskesmas dan para Direktur RS baik RSUD maupun RS swasta untuk bergandengan tangan menurunkan AKI AKB,”kata dia.

Tidak hanya itu, Harganas kali ini juga bertemakan Ayo Cegah Stunting Agar Keluarga Bebas Stunting. Bupati mengajak kerjasama lintas sektoral agar angka stunting atau kasus kondisi gagal tumbuh anak bisa ditekan lagi.

"Permasalahan stunting tidak hanya masalah gizi, bisa juga karena lingkungan tidak sehat, RTLH,tidak punya jamban. Pernikahan dini juga berdampak peningkatan stunting, tanpa disadari anak yang hamil di usia yang belum siap bisa berisiko stunting,”jelasnya.

Usai peringatan Harganas, acara lain di lokasi setempat adalah pelantikan Dewan Pengurus Cabang (DPC) IPeKB Kabupaten Purbalingga. Pelantikan dipimpin oleh Ketua Umum DPD IPeKB Jawa Tengah Wahyu Dhayat Minulyo. 

 

Editor : EldeJoyosemito

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut