Ini adalah acara ritual di mana pria harus menahan ejakulasi, sedangkan wanita didorong untuk orgasme untuk memberi energi pada pasangan mereka.
Oleh karena itu, orang-orang Baul memandang pria sebagai orang yang tidak lengkap secara spiritual jika dibandingkan dengan wanita yang telah mendapatkan empat bulannya.
Melihat kekurangan ini, suku Baul percaya bahwa darah haid harus dicerna, ditukar, dan diserap kembali untuk mengisi kembali tubuh dan jiwa.
Mengutip dari Amuse, seorang wanita Baul bernama Tara mengenang efek meminum darah haid terhadap mereka yang mengikuti upacara itu.
“Seperti kekuatan ingatan dan konsentrasi meningkat, kulit menjadi bercahaya, suara menjadi merdu, dan seluruh makhluk dipenuhi dengan kebahagiaan, ketenangan, dan cinta.”
Selain menggunakan tampon sebagai teh celup, ada cara lain untuk menyebarkan empat bulan darah haid untuk mencapai efek yang sama.
Suku Baul percaya bahwa darah haid juga dapat tertelan melalui mulut bawah pria atau penis. Ini disebut sebagai seks saat menstruasi.
Editor : Arbi Anugrah