Para sahabat bertanya, "Siapa itu orang yang mendapatkan kenyamanan (istirahat) dan orang yang orang lain menjadi aman (istirahat) karena ketiadaannya?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menjawab, “Seorang hamba yang mukmin adalah orang yang beristirahat dari keletihan dunia dan kesulitannya.
Sedangkan seorang hamba yang fajir/gemar maksiat maka hamba Allah yang lain, negeri dan pepohonan serta hewan yang beristirahat dari gangguannya.” (HR. Bukhori, 6512; Muslim, 950). Berkata sahabat Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu: Tidak ada istirahat bagi seorang mukmin sebelum berjumpa dengan Allah.(Hilyah Al-Auliya'wa Thobaqot Al-Ashfiya', Abu Nu'aim Al-Asbahany: 1/136).
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta