NEW DELHI, iNewsPurwokerto.id - Manusia serigala sering terdengar dari cerita-cerita di komik ataupun tayangan film di televisi atau di bioskop.
Namun manusia serigala di India ini benar terjadi adanya, bulu tumbuh di sekujur tubuhnya.
Adalah seorang remaja India hidup dengan "sindrom manusia serigala" yang langka.
LIHAT JUGA: Klub Gay dan Lesbian Diserang Hujanan Peluru, 5 Orang Tewas dan 18 Luka Parah
Remaja di India bernama Lalit Patidar tinggal di Nandleta di Madhya Pradesh mengalami hal itu dan tidak biasa terjadi pada manusia lainnya.
“Ketika saya masih kecil, orang-orang melempari saya dengan batu,” kata Lalit Patidar (17). “Anak-anak khawatir saya akan kembali menggigit mereka seperti binatang.”
Patidar menderita hipertrikosis, yang didefinisikan oleh National Library of Medicine sebagai "pertumbuhan rambut berlebihan di bagian tubuh".
LIHAT JUGA: Tahanan Gendut Mau Kabur Terjepit di Lubang Dinding Jadi Tertawaan Sipir Penjara
Ada dua jenis yang berbeda dari kondisi ini. Yakni, hipertrikosis umum—di mana bulu tumbuh di seluruh tubuh, dan hipertrikosis versi lokal—bulu tumbuh terbatas pada bagian tubuh tertentu.
Hipertrikosis dapat muncul saat lahir atau muncul di masa dewasa. Penyakit yang juga dikenal sebagai "sindrom manusia serigala" ini sangat langka, dengan kurang dari 100 kasus yang tercatat sejak Abad Pertengahan.
LIHAT JUGA: Dua Pemilik PO Bus Ini Ternyata Dulunya Keluarga Miskin, Anak Seorang Petani, Begini Kisahnya
“Orang tua saya mengatakan bahwa dokter mencukur saya saat lahir, tetapi saya tidak benar-benar menyadari ada yang berbeda pada diri saya sampai saya berusia sekitar 6 atau 7 tahun,” kata pelajar sekolah menengah itu.
“Saat itulah saya pertama kali memperhatikan bahwa rambut tumbuh di sekujur tubuh saya tidak seperti orang lain yang saya kenal.”
Dokter kemudian mendiagnosis Patidar dengan hipertrikosis, yang menurutnya aneh karena tidak ada anggota keluarganya yang menderita penyakit tersebut.
Anak laki-laki berjanggut itu awalnya tidak terganggu oleh kondisinya karena usianya yang masih muda, namun keluarganya yang cemas.
"Anggota keluarga saya dan orang tua saya dulu sangat mengkhawatirkan saya,” katanya.
“Anak-anak kecil biasanya takut melihat saya, dan sebagai seorang anak saya tidak tahu kenapa.”
Seiring berjalannya waktu, Patidar semakin menyadari bahwa dirinya berbeda dengan anak-anak lainnya.
“Ketika saya tumbuh dewasa, saya menyadari bahwa seluruh tubuh saya memiliki rambut dan itu tidak seperti orang lain,” katanya, yang segera menjadi sasaran perundungan karena penampilannya yang tidak biasa.
“Teman-teman sekolah saya dulu sering menggoda saya, mereka akan meneriaki saya ‘monyet monyet’,” keluh Patidar.
“Orang-orang juga menggoda saya dengan menyebut saya hantu, mereka mengira saya semacam makhluk mitos tetapi saya bukan hal-hal tersebut."
"Saya melihat orang tua menjauhkan anak-anak kecil mereka dari saya, membuat saya sedih berpikir mereka takut.” Para oengganggu bahkan akan melemparinya dengan batu seolah-olah Patidar adalah monster dari film horor masa lalu.
Sampai sekarang, tidak ada obat untuk hipertrikosis. Penderita hanya mencoba dan menjaga surai abadi melalui pemutihan, pemangkasan, pencukuran, waxing, laser, dan metode penghilangan rambut lainnya.
Lambat laun Patidar belajar merangkul kondisi uniknya, dan tidak akan membiarkan itu mencegahnya menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
“Saya berbeda dari manusia biasa dalam hal yang baik, saya unik,” katanya.
“Perlahan semua orang di keluarga saya mulai merasa normal tentang hal itu dan teman-teman saya juga banyak menyemangati saya.”
Patidar bahkan sudah mulai ngeblog dan membuat video dengan tujuan kelak menjadi YouTuber terkenal. Pada akhirnya, dia merasa bahwa penampilan fisik seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk mengejar impiannya.
“Saya harus belajar banyak hal selama perjalanan saya, yang terpenting saya harus belajar bahwa saya adalah satu dari sejuta,” kata remaja itu.
"Saya tidak boleh menyerah dan menjalani hidup sepenuhnya, saya selalu ingin maju dan bahagia."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta