Ternyata, huruf D merupakan kode lapas untuk kasus Narkoba, dan 9 merupakan nomor kamarnya. “Ketika itu saya menjalani masa hukuman selama 6 bulan akibat kasus narkoba dan tinggal di balik jeruji besi yang berada di blok D nomor 9,”katanya.
Menurutnya, kafenya mulai buka jam 08.00 WIB hingga pukul 20.00 WIB. Yang menarik, para pekerjanya merupakan mantan napi hingga penyandang disabilitas. Pada 2012, Hardadi mencoba untuk membuat olahan singkong frozen atau beku yang tahan selama dua bulan tanpa pengawet.
Saat sekarang, ada beberapa produk olahan singkong yang dijual olehnya, mulai dari singkong keju original, singkong keju cokelat, singkong sambal matah, pancake telo burger telo, Kripik Singkong Obah Obah Janggut, rolade daun singkong, dan masih banyak olahan singkong lainnya.
Olahan singkong beku membuat Singkong Keju D-9 semakin terkenal, sehingga menjadi oleh-oleh dan jajanan khas dari Salatiga. Produk olahan singkongnya pun sudah dipasarkan di beberapa kota besar, seperti di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya.
Usahanya hingga saat ini terus berkembang dan memiliki 100 lebih karyawan, serta toko dan kafe yang menjual aneka makanan olahan dari singkong. Singkong Keju D-9 bahkan mempekerjakan lebih dari 60 persen perempuan dari berbagai macam usia, pendidikan, dan latar belakang.
Hardadi mengungkapkan tipsnya sukses berbisnis adalah sabar. Selain itu, berdoa dan sedekah. "Yang paling penting doa. Kalau kita mengutamakan hak Beliau, seperti salat, ngaji, berbuat baik apalagi sama orang tua, pasti urusan kita akan Allah yang urusi. Di samping itu, kita juga harus berbagi sama siapa saja,”katanya.
Begitulah kunci keberhasilan dari Hardadi. Mulai keluar dari masa lalu yang kelam, kerja keras dan berdoa. Salat, ngaji, berbakti kepada orang tua dan berbagi dengan sesama.
Editor : EldeJoyosemito