Ajarkan kelas bisnis
Di tengah koridor area pameran sains, deretan meja serupa festival makanan digelar siswa kelas 10 dan 11 yang mempraktikkan mata pelajaran bisnis. Ada 10 grup bisnis yang diberi nama unik, Space Tour yang berjualan orang juice, lalu Vestop Cafe yang memproduksi oreo milk bath dan fresh ice float.
Tak ketinggalan ada Amon’s La Mian yang berjualan ramen, lalu Sweet Station yang menjual kukis serta dessert box.
Anak-anak juga ada yang memproduksi churros dan risol di gerai Neaky Snack, hingga aneka pizza dan donat buatan Astronout Space. Gerai unik bernama Remaja Kreatif mengolah sajian Mac and Cheese dan Macaroni Bolognaise hingga Ice Milky Coke.
Tresdelicieux menjual mi helemehoy dan deli platter. Unik ya? Tak ketinggalan Sweet Treats dan Halmeoni yang mengangkat hidangan khas korea dan jepang seperti gimbab, bingsu, dan mile crepes juga mochi daifuku yang terkenal itu. Seluruh makanan dijual anatra Rp 5 ribu sampai Rp 20 ribu-an.
Makanan yang dijual di sini harus melalui proses business plan sesuai dengan teori bisnis yang mereka pelajari di kelas. Mulai dari kelengkapan presentasi karena ide awalnya harus dijabarkan detil lebih dulu berbentuk business plan tiga minggu sebelum acara digelar.
Lalu kejelasan bahasa, cara display produk, hingga attitude with buyers, creative marketing dan team work menjadi parameter bisnis dalam bobot penilaian antara 15-20 persen dari keseluruhan 100 persen karya.
Di bawah bimbingan guru mata pelajaran bisnis di Puhua, Titis Fillaelly, siswa mampu membangun sebuah “gerai makanan” yang dijual resmi di hari yang sama dengan penyelenggaraan Science Fair 2023.
Menurut Titis guru Puhua, “Business Fair ini bertujuan untuk mendorong siswa mampu berkarya menciptakan produk sendiri, mampu memasarkan produk, belajar berkomunikasi bisnis dengan baik, dan praktik bisnis langsung tidak hanya teori, hingga mampu menghitung modal dan keuntungan serta belajar pola pikir berbasis leadership.”
Editor : EldeJoyosemito