SEMARANG, iNewsPurwokerto.id - Perang sarung sudah menjadi tradisi yang berjalan selama bulan Ramadhan. Namun kini, perang sarung kerap dimanfaatkan oleh sejumlah remaja hingga menimbulkan keresahan warga.
Seperti yang terjadi di Purworejo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu, polisi menangkap 13 remaja yang merupakan anggota geng motor yang sempat mengepung pemungkiman warga di Desa Brenggong, Kecamatan Purworejo pada Jumat (24/3) lalu. Para remaja tersebut memodifikasi sarung sarung tersebut dengan dibendel dan diisi batu, alhasil polisi menyita belasan sarung berikut kendaraan milik para pelaku.
Kabidhumas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy mengatakan pihaknya akan mengambil tindakan tegas dan tidak segan memproses para pelaku secara pidana.
"Perang sarung saat ini bukan lagi bentuk kenakalan remaja biasa, tapi ada tendensi yang menjurus pada aksi pidana. Untuk itu, akan diambil tindakan tegas dan akan diproses hukum bila terbukti ada pelanggaran pidana di dalamnya," kata Kabidhumas, dalam keterangannya Sabtu (25/3) malam.
Pada beberapa kejadian, lanjutnya, para pelaku aksi perang sarung juga sering membawa senjata tajam dan benda lain yang dapat mencederai orang lain.
"Untuk itu kami imbau masyarakat untuk waspada dan mengawasi pergaulan putra-putri mereka. Arahkan para remaja untuk mengisi Ramadhan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan yang bermanfaat bagi akhirat mereka nantinya," imbaunya
Dia juga meminta kepada para tokoh masyarakat dan guru agar dapat memberikan edukasi pada para remaja jika perang sarung adalah aksi yang sangat berbahaya. Ia bahkan menyampaikan jika hal tersebut dapat dijerat dengan pasal pidana apabila sampai melukai, bahkan menghilangkan nyawa orang lain.
"Di sisi lain, Polda Jateng dan jajaran akan meningkatkan patroli pada jam-jam rawan seperti menjelang sahur atau setelah sholat Subuh. Meski demikian, peran serta masyarakat amat kami harapkan,"
Ia meminta agar masyarakat segera melaporkan ke polisi apabila melihat kejadian mencurigakan, termasuk bila ada kerumunan warga atau remaja yang melakukan aksi perang sarung.
Editor : Arbi Anugrah