Logo Network
Network

Tingginya Angka Kekerasan Seksual di Sekolah, Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegahnya

Tim iNews.id
.
Sabtu, 01 Januari 2022 | 20:41 WIB
Tingginya Angka Kekerasan Seksual di Sekolah, Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegahnya
Siswa sekolah rentan terhadap kekerasan seksual (Foto : Kat Jayne dari Pexels).

JAKARTA, iNews.id - Terdapat 4.000 kasus kekerasan seksual di Indonesia sejak Januari hingga September 2021. Berdasarkan data Komnas Perempuan, sebagian besar tindak kekerasan seksual banyak terjadi di lingkungan sekolah.

Bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya agar hal tersebut dapat diantisipasi oleh berbagai kalangan, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang masih duduk di bangku sekolah?

Apa sebetulnya faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan seksual di sekolah? 

Meningkatnya kasus kekerasan seksual sedang ramai diberitakan di berbagai media. Hal ini menimbulkan keprihatinan dan keresahan di masyarakat. Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, termasuk di sekolah.

Padahal, salah satu peran sekolah adalah untuk mengawasi siswa. Saat di dalam sekolah, siswa menjadi tanggung jawab sekolah dan berada di bawah pengawasan guru maupun pihak lain yang terkait. Namun, tingginya angka kekerasan seksual di lingkungan sekolah membuat sekolah seolah kehilangan fungsinya sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk belajar.

Apa sebetulnya penyebab maraknya kasus tindakan kekerasan seksual di lingkungan sekolah? Berikut beberapa faktor penyebab kekerasan seksual yang perlu diketahui:

1. Kurangnya perhatian dan penanganan dari pemerintah

Pemerintah cenderung menganggap tidak penting atas kasus tindakan kekerasan seksual. Sehingga tidak adanya penanganan khusus dan serius untuk kasus tersebut. Padahal, dampak yang ditimbulkan akibat dari tindakan kekerasan seksual sangatlah besar bagi korban yang mengalaminya.

2. Cara berpikir yang tidak setara

Kekerasan seksual sesungguhnya terjadi dimulai dari adanya cara berpikir yang tidak setara sehingga menyebabkan salah satu pihak dijadikan objek seksual. Kerap sekali korban kekerasan seksual adalah perempuan dan anak.

Sedihnya, korban seringkali disalahkan dalam kasus tersebut. Akibatnya korban takut untuk melaporkan apa yang terjadi terhadap mereka.

Follow Berita iNews Purwokerto di Google News

Halaman : 1 2 3
Bagikan Artikel Ini