JAKARTA, iNews.id - Kegelisahan Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V tak lagi dapat disembunyikan. Raja Majapahit yang perkasa itu tak dapat menyembunyikan kegundahan hatinya mengenai cara keberagamaan hingga dirinya berada dalam keadaan yang serba dilematis.
Padahal, Prabu Brawijaya V alias Prabu Kertabhumi adalah seorang pemeluk agama Budha taat. Sedangkan agama yang berkembang di kerajaannya saat itu yaitu Hindu-Budha.
Dia galau karena sempat tergoda dengan seorang perempuan muslimah, yakni Dewi Sari, putri Raja Cermain, hingga dirinya berada dalam persimpangan jalan antara tetap menjadi penganut Budha ataukah memeluk agama Islam.
Dikutip dari buku 'Brawijaya Moksa Detik-Detik Akhir Perjalanan Hidup Prabu Majapahit', Prabu Brawijaya V tak dapat menyangkal bahwa hatinya benar-benar dalam keadaan gundah-gulana.
Entahlah, apa yang dipikirkan oleh Sang Prabu Brawijaya V. Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain yang bicara panjang-lebar mengenai agama Islam, tetapi yang terbayang dalam pikiran Sang Prabu adalah kecantikan Dewi Sari.
Perempuan muslimah yang mengenakan pakaian kerudung itu benar-benar menggetarkan jantung hatinya. Ia seperti tertusuk belati tajam ketika pandangan matanya tertuju kepada Dewi Sari yang ikut juga dalam pasewakan agung di istana Majapahit.
"O...Dewi Sari, wajahmu bagaikan bulan purnama yang membuat semua mata ingin memandangimu terus-menerus! Apa pun syaratnya, aku akan berusaha mendapatkanmu anak manis," gumam Prabu Brawijaya V. Tak henti-hentinya mengagumi wajah anggun Dewi Sari.
"O...inikah yang dinamakan cinta sejati? Belum pernah rasanya aku jatuh hati kepada perempuan seperti kepadamu, Dewi Sari," ujar Prabu Brawijaya V.
Suasana pun menjadi hening seketika.
"Mohon Tuan Syaikh dan Yang Mulia Raja Cermain menjelaskan bagaimana kandungan agama Islam yang Tuan maksud!" kata Prabu Brawijaya V menanggapi dua orang tamu pentingnya.
Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain kemudian secara bergantian menjelaskan kepada Prabu Brawijaya V mengenai esensi agama Islam yang pada dasarnya mencakup tiga hal pokok, yakni rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan.
Rukun Islam terdiri dari lima rukun, yakni Syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji, sedang rukun Iman terdiri dari enam rukun, yakni beriman kepada Allah Swt, Malaikat-Malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul Rasul Allah, hari Kiamat, dan takdir atau ketetapan Allah. Sementara, Ihsan yaitu cara memandang Allah dengan mata hati, terutama bagi kaum muslimin yang sudah khusyuk dalam shalatnya.
Betapa pun mendalamnya penjelasan Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain kepada Prabu Kertabhumi mengenai esensi agama Islam, tetapi kalau pikiran Sang Prabu hanya tertuju pada kecantikan Dewi Sari, tak ayal penjelasan tersebut hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri saja. Penjelasan mengenai agama Islam tersebut sama sekali tak ada yang masuk ke hati dan pikiran Prabu Brawijaya V.
Meski demikian, dua orang bersahabat itu, yakni Syaikh Maulana Malik Ibrahim dan Raja Cermain, tentu merasa senang karena telah berhasil menjalankan dakwah mengenai agama Islam kepada Prabu Brawijaya V. Kedua ulama besar tersebut telah berhasil menyampaikan secara langsung kepada Raja Majapahit mengenai intisari agama Islam. Sebab, keduanya meyakini benar bahwa dalam dakwah Islamiah yang terpenting bukanlah hasilnya, tetapi usahanya.
Editor : Arbi Anugrah