"Sedangkan pada orang dewasa, kalau dia kalah judi berkali-kali akan muncul stres, berfikir bagaimana untuk mendapatkan uang. Maka akan berpengaruh pada kekarakternya yang cenderung meledak-ledak, emosinya tidak stabil dan mudah marah-marah, jika kondisi kepepet, dia akan panik," ujarnya.
Ayu mengungkapkan jika judi online ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh pihak di era digital, khususnya Kominfo. Berdasarkan informasi, sejak tahun 2018 Kominfo telah menghapus lebih dari 500 ribu situs judi online, tapi setiap hari muncul kembali ratusan ribu bahkan hingga berkali-kali lipatnya.
"Jadi ini tantangan bagi semua kalangan, baik orang tua, anak, orang dewasa untuk lebih aware, kalau ketangguhan itu dibangunnya bukan dari lingkungan tetapi dari diri kita. Kalau diri kita sudah tangguh, maka tidak akan tergiur dengan tawaran judi online bagaimana pun itu, karena tidak akan berhenti tawaran judi online," jelasnya.
Apalagi saat ini Artificial intelligence (AI) dalam mesin pencarian dapat membaca hobi setiap individu yang kerap menggunakan keyword tertentu. Sehingga ketika seseorang sudah masuk dalam dunia tersebut, baik Itu membuka sosial media ataupun mesin pencarian, secara otomatis tawaran-tawaran judi online yang menggiurkan akan terus masuk.
"Jadi kenapa orang sudah masuk, susah bangkit, harus secara konsisten tidak menggunakan keyword itu di mesin pencari dan jangan klik sekali pun sampai konten itu hilang dengan sendirinya di hp dia. Jadi yang paling bisa dilakukan adalah bikini tameng dari diri sendiri, namanya ketangguhan terhadap dunia teknologi dan tidak tergiur dengan tawaran-tawaran judi online," imbuhnya.
Lalu untuk menghadirkan kesadaran pada diri sendiri perlu peran serta lingkungan, mulai dari orang tua untuk mengedukasi anak, karena tidak semua anak muda bisa masuk ketika diberikan saran. Jadi orang tua harus kreatif menyampaikan pada anak dengan melihat fakta di lapangan.
Salah satu upayanya adalah dengan mencari aktivitas lain yang bermanfaat agar bisa membuat mereka bahagia. Karena fase-fase remaja adalah fase mencari jati diri, fase-fase tersebut akan disalurkan melalui hobi yang menantang diri sendiri dan mencari aktivitas, begitu pula untuk orang dewasa yang biasanya dipengaruhi oleh gaya hidup.
Sedangkan untuk usia dewasa madya antara 40-60 tahun isunya lebih pada menjaga pola hidup. Maka untuk mengantisipasi agar mereka tidak lagi bermain judi online adalah dengan mencari aktivitas melalui komunitas- komunitas yang membangun gaya hidup sehat baru.
"Makanya banyak bapak-bapak usia segitu mulai mencari komunitas lari, komunitas sepeda untuk menyibukkan diri, supaya pikirannya tidak kosong dan tetap melakukan aktivitas positif," ungkapnya.
Sehingga tidak heran jika setiap orang yang telah kecanduan judi online akan merasa gelisah, cemas. Tapi ketika mereka sudah bermain, maka akan timbul hormon bahagia, di mana mereka merasa jika kebahagiaan itu muncul saat mengakses judi online. Oleh karena itu, perlu adanya aktivitas lain agar hormon bahagia itu tetap muncul, namun dengan cara yang positif.
Editor : EldeJoyosemito