Perjalanan hidup lantas membawa wanita tersebut mengenal agama Islam. Saat beranjak dewasa, ia sering berbicara dengan teman-temannya yang merupakan seorang Muslimah.
"Sebelum masuk kuliah, aku ikut kegiatan bersama teman dan semua anggotanya Muslim. Kami pun berteman dengan mereka, dan hal itu memicu obrolan soal agama dan Islam," ceritanya.
Baca juga: 5 Ilmuwan Mantab Syahadat setelah Penelitiannya Terjawab di Alquran
Namun begitu, dia mengaku bahwa pengalaman diskusi tidak terlalu bagus karena banyak sekali pandangan budaya serta sedikit kebencian pada gadis kulit putih yang merembet kepada persoalan budaya dan agama.
Walau demikian, dirinya mengungkapkan bahwa teman-teman Muslimahnya tersebut merupakan sosok orang yang luar biasa dan sangat ramah, membuatnya tertarik untuk mempelajari agama Islam secara mandiri.
"Mereka adalah teman terbaik aku dan merupakan orang-orang hebat, dan akibat dari seringnya berdiskusi dengan mereka dan melihat kepribadiannya, hal itu memicu ketertarikanku yang buat aku bertanya kenapa ada bagian dari Islam ini di mana aku dicekoki bahwa agama ini menindas dan menghapus hak wanita dan agama bengis?" jelasnya.
Namun saat proses pencariannya secara mandiri, ia mengaku bahwa terdapat banyak sekali mispersepsi terkait agama Islam yang beredar di internet.
Pencariannya berakhir saat memutuskan menelaah informasi yang didapat, lantas mencocokkannya dengan ajaran agama sebelumnya yang sangat membekas di benaknya tersebut.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta