Seiring berjalannya waktu, bioskop Rajawali Cinema terus menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Agar lebih efektif, mobil publikasi pun kini ditiadakan, dan digantikan dengan media sosial untuk mempromosikan jadwal dan trailer film yang akan tayang.
"Memang semakin kesini era digitalnya lebih maju, mereka lebih melihat ke handphone. Jadi sekarang kita lebih mempromosikan filmnya di Instagram, di Facebook, karena sudah lebih efektif dan cepat, dan untuk mobil publikasinya sekarang sudah kurang efektif, jadi kita hentikan," ujarnya.
Mobil publikasi keliling bioskop Rajawali Purwokerto (Foto: Instagram/@rajawalicinema)
Berbeda dengan poster lukisan film yang berada di jadwal penayangan film yang hingga kini masih dipertahankan. Selain sebagai sarana publikasi, poster lukisan film juga dianggap untuk mempertahankan tradisi dan menjadi ikon tersendiri khas bioskop Rajawali Purwokerto.
"Mungkin sebenarnya bukan alasan, tapi karena kita itu mempertahankan tadisi itu. Mungkin kalau publikasi dihentikan karena sekarang lebih ada handphone. Tapi kalau poster lukisan film tidak dirubah, jadi jalan saja, seperti sudah tradisi turun temurun yang memang berjalan, maksdunya tidak kita buang, jadi icon juga ciri khas Rajawali," jelasnya.
Parsan (56) pelukis poster film di bioskop Rajawali yang telah bekerja sejak tahun 1987 dan mulai melukis poster film sejak 1990 ini mengaku jika poster lukisan film sudah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dari bioskop Rajawali. Meskipun saat ini banyak terdapat poster digital printing yang lebih canggih.
Yang menarik dari bioskop Rajawali dan tetap dipertahankan adalah sosok pelukis dan poster lukisan film. Pelukisnya sendiri adalah Parsan (56). (Foto: Arbi Anugrah)
Parsan juga menceritakan ketika ada mobil publikasi, dimana ia harus mulukis hingga beberapa poster film. Dua lukisan untuk mobil publikasi dan satu poster lukisan film untuk dipasang di papan jadwal penayangan film.
"Saya lukis itu untuk dipasang bagian belakang mobil publikasi keliling, sedangkan mobilnya ada dua. Bahkan malam-malam saya pernah diminta gambarkan satu, kalau gambarnya tidak ada, ya saya menggambar dua. Itu ukuran satu triplek, kalau tidak salah 1,5 X 2 meter," ujarnya.
Ternyata permintaan untuk melukis poster film saat larut malam itu, dianggap oleh Parsan sangat berkesan. Dimana saat itu, dirinya didatangi rekannya untuk segera membuatkan poster film yang akan dipublikasikan pada pagi harinya.
"Yang sangat terkenang itu, ya itu waktu malam-malam mau tidur saya didatangi temen untuk membuat lukisan film. ‘Pak Parsan disuruh buat (lukisan poster) film. Buat juga sekaligus dua ukuran yang buat di mobil publikasi'," kenangnya saat itu.
Dengan sigap, Parsan pun langsung berangkat ke bioskop Rajawali dan membuatkan lukisan poster film tersebut hingga selesai waktu subuh.
Editor : Arbi Anugrah