4. Harta Karun di Klaten, Jawa Tengah
Penemuan perhiasan emas di Klaten mencapai puluhan kilogram perhiasan emas. Penemuan oleh enam orang warga yang menggali 3 meter tanah berpasir untuk tanah uruk.
Awalnya, mereka menemukan guci di kedalaman tanah sekitar 3 meter yang berpasir.
Penemuan ini terjadi di tahun 1990 di Desa Wonoboyo, Kecamatan Jogonalan, Klaten. Ada empat guci yang ditemukan oleh warga berisi perhiasan emas, perak, kalung, mangkok, tas koin dan lain sebagainya yang sepanjang sejarah menjadi temuan mahakarya dan terbesar.
Harta karun ini diperkirakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno antara abad 8-9 Masehi. Pemerintah pun mengamankan barang-barang ini dan memberikan penghargaan dan santunan uang bagi penemunya.
5. Harta Karun di Perairan Bangka Belitung
Penemuan harta karun ini menyebabkan sengketa antara pemerintah Indonesia dengan pemburu harta karun Michael Hatcher pada tahun 2010. Harta dari kapal karam Tek Sing ini memiliki nilai triliunan rupiah yang kini bersemayam di Museum Nasional.
Kapal Tek Sing yang berasal dari China, tenggelam di perairan Bangka Belitung pada 1822. Kapal berbobot 1.000 ton dengan ukuran 50x10 meter ini juga disebut sebagai kapal “Titanic abad ke-19”.
Kisah kapal karam ini kemudian didengar oleh Michael Hatcher yang kemudian melakukan perburuan harta karun kapal karam di Indonesia ini. Hatcher menemukan berbagai barang berharga seperti barang-barang kuningan dan perunggu, jam saku, uang, keramik, dan lain sebagainya.
Seluruh harta karun yang ditemukannya berencana dilelang di Balai Lelang Nagel di Stuttgart, Jerman. Namun, pencurian harta karun Kapal Tek Sing terdengar ke Pemerintah Indonesia yang langsung bergerak cepat mengatasi hal tersebut.
Editor : EldeJoyosemito