Adegan menjadi sempurna ketika sang penunggang kuda “Ebeg Tunggfal “ yang dimainkan oleh pegiat muncul sebagai cirikhas banyumasan yang adiluhung merupakan perlambang kebudayaan masyarakat “panginyongan” atas ragam situasi dan kondisi yang dialami serta dihadapi dengan ekspresi kreatif yaitu spirit kuda yang gagah berani, kuat, tangguh, dan bermartabat.
Pertunjukkan Diakhiri Flash Mob Ujungan yang dibangunkan dengan seorang pemuda seni terkecil memberikan setangai bunga mawar putih yang akhirnya diikuti oleh seluruh pemuda seni dengan mengajak seluruh hadirin melakukan gerakan tarian ujungan. Sambutan hangatpun terlihat dengan euphoria setiap pengunjung yang hadir.
Robby Permana menyatakan antusiasme dan respon yang sangat baik dari para tamunya dari berbagai kalangan terlebih ini merupakan pertunjukkan perdana yang sangat apik dan bahkan beberapa orang berstatement untuk merencanakan keliling nusantara karena yang didepan mata banyak sekali budaya yang indah dan perlu diapresiasi sebelum kita memilih ke luar.
Dalam acara itu, juga diperkenalkan Maha karya kolaborasi apik “Dewa Nawa Sanga” antara Dua Lighting, Rinaldy A Yunardy dan Era Soekamto – Nusantara Wisdom yang telah dipamerkan di panggung dunia La Maison Objet Paris 2019. Selain itu, karya Pendar Kartun Nusantara hasil Kolaborasi Kie Kartun ( Kie Art Cartoon School ) dengan Dua Lighting yang mengangkat mitologi Indonesia.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait