Medan yang tidak stabil, lokasi yang terpencil, serta konflik antar-suku di sekitar lokasi menghambat upaya bantuan. IOM menyatakan bahwa di bawah puing-puing longsor terdapat aliran air yang sangat berbahaya bagi penduduk dan tim penyelamat, membuat tanah dan bebatuan menjadi tidak stabil.
Meskipun lebih dari 2.000 orang dinyatakan terkubur, belum bisa dipastikan apakah mereka semua tewas. Sejauh ini, baru enam jenazah yang ditemukan.
Warga berhasil mengevakuasi beberapa korban yang masih hidup dari timbunan longsor, seperti pasangan suami-istri, Johnson dan Jacklyn Yandam, yang ditemukan di rumah mereka. Tim penyelamat mengetahui posisi mereka dari teriakan minta tolong.
Johnson dan Jacklyn mengungkapkan rasa syukur mereka kepada tim SAR, menyebut penyelamatan mereka sebagai sebuah keajaiban.
“Kami bersyukur kepada Tuhan karena telah menyelamatkan nyawa kami pada saat itu. Kami sudah yakin akan mati tapi batu-batu besar itu tidak menghancurkan kami,” kata Jacklyn.
"Sangat sulit untuk dijelaskan karena kami terjebak selama hampir 8 jam, lalu diselamatkan. Kami yakin kami diselamatkan untuk suatu tujuan," tambahnya.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait