Paparan problematika, harapan, dan potensi yang sempat dilontarkan para narasumber antara lain :
1. Meningkatnya angka stunting
2. Permasalahan kemiskinan ekstrem
3. Permasalahan ekonomi, seperti sempitnya ruang fiskal APBD Banyumas imbas utang dana PEN, belum optimalnya pendapatan asli daerah (PAD), dan kondisi BUMD Banyumas yang hampir kolaps.
4. Permasalahan pekerja migran dari Banyumas
5. Permasalahan perempuan dan anak yang menuntut pemimpin Banyumas mendatang peka terhadap permasalahan perempuan dan anak.
6. Peluang produk UMKM Banyumas untuk ekspor dalam kajian hubungan internasional
7. Harapan perluasan lapangan kerja untuk generasi Z, pemimpin Banyumas mampu menarik investasi.
8. Perlunya melek media dan digital bagi masyarakat Banyumas terkait potensi berita hoaks, sara, dan provokasi dalam pelaksanaan Pilkada.
9. Kajian politik lokal menganalisis kondisi kekuatan partai politik lokal di Banyumas dalam pencalonan.
10. Mengambil hikmah dari Babad Banyumas dan relevansi dengan butuh pemimpin Banyumas yang bersikap berani dalam memperjuangan kepentingan rakyat.
Dalam sambutannya, Dekan FISIP Unsoed, Wahyuningrat menyampaikan Banyumas butuh pemimpin transormatif dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Ketua Ikafu, Barid Hardiyanto menyampaikan, acara tersebut merupakan bentuk sumbangan pemikiran sebagai upaya pelibatan akademisi dan alumni FISIP Unsoed dalam penyelenggaraan Pilkada Banyumas.
Dengan acara ini, diharapkan gagasan, potret permasalahan, dan tawaran solusi bisa menjadi pertimbangan para bakal calon dalam merumuskan visi-misi dan kebijakan nantinya.
Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB, diakhiri dengan acara syukuran dan peresmian penggunaan sekretariat Ikafu yang berada di salah satu ruangan di Bapendik lama.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait