CINTA Tanah Air kapan dan di mana pun sikap ini perlu terus diingat dan diimpelementasikan apalagi menjelang HUT kemerdekaan RI ke 77, 17 Agustus 2022, besok
Dalam ajaran Islam, cinta Tanah Air juga sangat ditekankan.
Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bercerita:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَأَبْصَرَ دَرَجَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَتْ دَابَّةً حَرَّكَهَا قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ زَادَ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ عَنْ حُمَيْدٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ عَنْ حُمَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ جُدُرَاتِ تَابَعَهُ الْحَارِثُ بْنُ عُمَيْرٍ
“Rasulullah SAW bila pulang dari bepergian dan melihat dataran tinggi kota Madinah, Beliau mempercepat jalan unta Beliau dan bila menunggang hewan lain Beliau memacunya”. Abu ‘Abdullah Al Bukhariy berkata: Al Harits bin ‘Umair dari Humaid: “Beliau memacunya karena kecintaannya (kepada Madinah).”
Salah satu pelajaran dari hadits di atas, seperti yang dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar Rahimahullah berikut:
وَفِي الْحَدِيث دَلَالَة عَلَى فَضْل الْمَدِينَة ، وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبّ الْوَطَن وَالْحَنِين إِلَيْهِ
Dalam hadits ini terdapat petunjuk tentang keutamaan kota Madinah dan disyariatkannya cinta Tanah Air dan kerinduan kepadanya. (Fathul Bari, 6/6)
Hadits Shahih Bukhari di atas cukup menjadi hujjah, bahwa mencintai Tanah Air adalah masyru’ dan hal yang manusiawi.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta