Nanang memilih untuk tidak berbisnis waralaba, melainkan membuka warung makan sendiri yakni King Crispy. Dengan membuka sendiri, maka ada inovasi. King Crispy juga menyediakan berbagai macam jenis ayam ada ayam potong, pejantan dan kampung. Ada juga bebek yang diolah dengan diungkep dan krispi bakar.
Menu ayam krispi bakar. (Foto; iNewsPurwokerto)
Owner lainnya, Brili Agung, mengatakan King Crispy bukan saja sebagai warung yang menyediakan beragam menu berkualitas dengan harga terjangkau. Melainkan juga ada misi khusus, yakni memberdayakan petani dan kaum difabel.
“Jadi bahan-bahan kami dapatkan dari petani lokal. Mulai dari beras, ayam, bebek, buah hingga kopi. Kami langsung membeli kepada petani, sehingga bisa memotong rantai penjualan. Tentu saja, harga lebih kompetitif dan petani juga mendapatkan hasil lebih besar,”ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya juga mempekerjakan difabel. Mengapa? Karena difabel juga membutuhkan perhatian. “Dengan segala konsekuensi, kami merekrut difabel. Nyatanya, effort-nya luar biasa. Kami memiliki dua pekerja difabel, satu bagian koki dan satunya barista,”kata Brili.
Editor : EldeJoyosemito