“Kami terus mendorong program-program yang mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dan menerapkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina,” tambahnya.
Sementara itu, Umi Karomah Yaumidin menyatakan bahwa kunjungan BRIN bertujuan untuk meneliti produksi SAF dari hulu ke hilir.
“Kami ingin mendapatkan pemahaman yang lebih jelas terkait pemanfaatan kelapa sawit, baik dari produk turunan maupun limbahnya,” kata Umi.
Menurutnya, keberadaan SAF memiliki potensi besar untuk mendukung industri pariwisata serta penerbangan domestik dan internasional di Indonesia.
“Jika kita hanya mengandalkan energi fosil, tentu akan ada keterbatasan. Oleh karena itu, alternatif bioenergi seperti SAF sangat penting untuk menopang aktivitas tersebut,” ujarnya.
Umi juga menyoroti bahwa meskipun Indonesia merupakan produsen kelapa sawit terbesar di dunia, pemanfaatan untuk produk energi bernilai tambah masih minim. “Peraturan terkait penggunaan bioavtur untuk maskapai penerbangan sudah diberlakukan, sehingga Indonesia perlu meraih peluang pasar ini,” jelasnya.
Hasil dari kunjungan ini akan digunakan untuk menerbitkan publikasi di jurnal internasional bereputasi tinggi dan menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam menciptakan ekosistem investasi yang kondusif bagi penyediaan SAF di Indonesia.
“Kami berharap ini dapat menjadi langkah besar dalam mendukung ketersediaan dan keberlanjutan SAF di masa depan,” tutup Umi.
Editor : EldeJoyosemito