PURWOKERTO, iNews.id - Kembali lagi dengan kisah kehidupan kaki Tupon dengan nini Rikem. Cerita Banyumasan kali ini berjudul 'Anake Akeh' yang ditulis dengan bahasa Banyumasan episode enam.
Kisah ini diangkat dari cerita di kehidupan masyarakat Banyumas. Salah satunya dengan dialek ngapak Banyumasan atau basa Panginyongan, yang merupakan bahasa Jawa Tengah dari wilayah Barat.
Bahasa Jawa dialek Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah eks-Keresidenan Banyumas.
Jalan cerita Banyumasan ini bersambung setiap episodenya, dan tayang setiap Senin dan Kamis yang ditulis dengan menggunakan bahasa Ngapak.
Dalam cerita bersambung kali ini, Joko (anak pertama) dan Risah (anak kedua) nini Rikem dan kaki Tupon sedang dalam perjalanan pulang ke Purwokerto. Mereka berdua sengaja tidak memberi tahu kedua orang tuanya.
Kaki Tupon dan nini Rikem memang dikaruniai empat orang anak, antara lain, Joko, Risah, Paijo, dan Denok. Di sisi lain, kaki Tupon dan nini Rikem secara kebetulan tengah menantikan kedatangan dua orang anaknya yang merantau di luar kota.
Kehidupan nini Rikem dan kaki Tupon dengan dua anaknya di rumah bisa dibilang berkekurangan. Namun, mereka berdua merasa bangga kendati kondisi ekonomi terbatas mereka berhasil menyekolahkan dua anaknya hingga sukses.
Cerita selengkapnya seperti dirangkum iNews Purwokerto, Kamis (26/5/2022):
Joko (mbarepe kaki Tupon) karo anak bojo wis pada siap bali maring desa asale, Risah adine Joko ya wis siap kabeh. Nini Rikem karo Kaki Tupon due anak papat, sing mbarep arane Joko, sing nomer loro arane Risah, sing nomer telu Paijo, nah sing bontot arane Denok. Umure mandan kacek adoh merga pas due anak sing nomer loro nini Rikem diprentah kon ngetutna anjuran pemrentah kon KB. Tapi Gusti Allah esih aweh rejeki maning anak, jere bu bidan kebobolan, dadi lair maning Paijo. Sing nggumuni kue kebobolan koh ngasih pindo, lair maning arane Denok.
Editor : Arbi Anugrah