Cerita Pramaditya, Usia 35 Tahun telah Capai Gelar Profesor di UGM

Elde Joyosemito
Prof. Dr. Pramaditya Wicaksono, S.Si., M.Sc., yang berhasil mencatatkan namanya dalam sejarah Universitas Gadjah Mada sebagai guru besar termuda. (Foto: UGM)

Prama juga merasa terbantu dalam mencapai jabatan guru besar karena ia telah dipercayakan untuk mengemban berbagai jabatan penting di fakultasnya. Saat ini, ia menjabat sebagai Ketua Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh di Departemen Sains Informasi Geografi di Fakultas Geografi UGM. Ia juga mengemban berbagai jabatan lainnya, termasuk Koordinator Kelompok Pemetaan Biodiversitas Pesisir, Koordinator Kelompok Penelitian Karbon Biru, Pembina Himpunan Mahasiswa Sains Informasi Geografi, serta anggota Dewan Editorial Jurnal Geografi Indonesia.

Bagi Prama, menjadi guru besar bukanlah akhir dari perjalanan karier akademisnya, tetapi awal dari perjalanan baru untuk mengembangkan ilmu yang lebih maju lagi. Ia melihat jabatan guru besar sebagai alat untuk memajukan ilmu di institusinya dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat.

Prama menempuh pendidikan S1 di program studi Kartografi dan Penginderaan Jauh di Fakultas Geografi UGM pada tahun 2004 dan berhasil lulus pada tahun 2008. Meskipun menyelesaikan studi dengan cepat, ia tetap aktif dalam berbagai kegiatan mahasiswa dan menjadi asisten praktikum dan penelitian dosen.

Setelah menyelesaikan gelar sarjana, ia melanjutkan ke tingkat S2 di program studi Geografi dengan minat MPPDAS di Fakultas Geografi UGM pada tahun 2008 dengan mendapatkan Beasiswa Unggulan Dikti. Sementara mengejar gelar S2, ia juga menjadi asisten di Pusat Pendidikan Interpretasi Citra dan Survei Terpadu (PUSPICS). Setelah menyelesaikan S2, ia mendapatkan beasiswa doktoral dari program CNRD (Centers for Natural Resources and Development) melalui pendanaan dari DAAD Jerman dan melanjutkan studi doktoralnya di Jerman.

Prama bahkan melamar menjadi dosen di Fakultas Geografi saat ia masih mengejar gelar doktoralnya. Ia memilih profesi ini karena sesuai dengan karakteristiknya sebagai seorang yang suka melakukan eksplorasi, berbagi pengalaman, dan bertemu dengan orang-orang baru.

Selama perjalanan pendidikan doktoralnya, Prama banyak melakukan penelitian terkait pengembangan metode penginderaan jauh untuk pemetaan padang lamun sebagai penyerap karbon. 

“Padang lamun adalah bagian penting dari ekosistem pesisir Indonesia, seringa potensinya untuk mengurangi emisi karbon. Namun, masalahnya adalah kurangnya data yang akurat tentang luasannya di Indonesia karena berbagai institusi melakukan pemetaan dengan metode yang berbeda-beda,”ujarnya.

Melihat potensi ini, Prama saat ini menjadi koordinator pemetaan padang lamun nasional dengan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk BRIN, KKP, BIG, Universitas Hasanuddin, dan The University of Queensland. Ia juga sedang mengembangkan metode otomatisasi untuk pemetaan stok karbon di padang lamun menggunakan citra satelit Sentinel-2.

Keberhasilan Prama adalah hasil dari dedikasi, kerja keras, dan komitmennya terhadap penelitian ilmiah dan pendidikan, dan ia berharap dapat terus berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan lingkungan di Indonesia.

Editor : EldeJoyosemito

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network