Saat ini, lanjut dia, meskipun banyak bermunculan kedai kopi, namun belum banyak para penyeduh kopi atau barista yang memiliki kompetensi bersertifikat. Sehingga harga kopi tersebut akan lebih murah, dengan ada sertifikatnya maka diharapkan harga kopi itu dapat naik, karena salah menaikkan standar barista.
Jadi, sertifikat itu sertifikat yang dipegang oleh barista, harga juga naik, katanya.
setidaknya ada 25 peserta yang mengikuti kegiatan tersebut, dimana semua ilmu pengetahuan kopi dari hulu sampai hilir hulu di kupas, termasuk edukasi, pengenalan, hingga tahap penyeduhan.
"Setelah ini ada cara menyeduh dan segala macam, lalu cara mereka berkomunikasi dengan pelanggan. Jadi tahu menu yang akan disampaikan," ucapnya.
Untuk kopi Banyumas sendiri, lanjut dia, saat ini sedang luar biasa, karena sudah ada penambahan hampir 100 ribu pohon kopi baru di seluruh Banyumas. Maka dapat dipastikan, ketika panen stok kopi akan sangat melimpah.
"Maka tujuan kegiatan ini, agar para barista ini bisa bersertifikat dan mengangkat kopi Banyumas yang saat ini jumlahnya melimpah melalui desa desa wisata," ucapnya.
Sementara menurut Fungsional Adiyatama Pariwisata, Dinporabudpar Banyumas, Bahruddin mengatakan jika perlu adanya campur tangan pemerintah dalam upaya mengangkat kopi dari sisi barista itu sendiri.
Pasalnya, dia menilai jika usaha kopi merupakan kegiatan ekonomi kreatif yang bisa menghasilkan suatu nilai tambah.
"Kalau kopi diseduh biasa namanya kopi tubruk, tapi kalau disajikan didalam sebuah kedai, ada baristanya yang terlatih, itu sudah mempunyai nilai tambah dari segi harganya. Apalagi ditunjang dengan suatu kedai yang saat ini sangat banyak dan bagus dengan pelayanan yang baik, sehingga ini sebagai sebuah produk ekonomi kreatif," ujarnya.
Maka, Dinas Pariwisata perlu melakukan intervensi atau campur tangan dengan mendukung, karena usaha milik masyarakat, itu merupakan usaha yang tidak menunggu komando dari pemerintah, mereka akan belajar dengan sendirinya.
"Kalau kita lihat kedai itu, kedai terus berkembang seperti cendawan yang tumbuh di musim hujan, kalau tidak ada di atas 200 kedai yang sudah terekam, dan yang belum banyak lagi. Campur tangan dari dinas melalui ekonomi kreatif ini membuka sebuah jalan melalui bengkel barista, bukan hanya kegiatan, tapi juga di uji kompetensi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Selain itu, sebagai ajang silaturahmi, ini juga sebagai pengenalan bagi barista barista yang baru," tulisnya.
Editor : Arbi Anugrah
Artikel Terkait