Pada laporan pendapatan kuartal pertama perusahaan pada bulan April, Musk mengatakan bahwa Tesla telah mencapai tingkat inefisiensi 25-30 persen setelah 'periode kemakmuran panjang' yang dimulai pada 2019.
“Kami telah melakukan beberapa koreksi. Tetapi sekarang saatnya untuk mengatur ulang perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya," ucap Musk.
Dalam pengajuan untuk kuartal keempat, Tesla menyampaikan bahwa jumlah karyawannya di seluruh dunia pada akhir Desember mencapai 140.473 orang. Dengan daftar email 'semua orang' sebanyak 121.000 orang, menunjukkan Tesla telah memangkas jumlah karyawan sebanyak 14 persen sejak akhir tahun 2023.
Pengurangan jumlah karyawan yang dilakukan Musk dinilai terlalu berlebihan. Salah satunya saat Tesla membongkar tim Supercharging-nya yang terdiri dari ratusan karyawan, termasuk pemimpinnya, Rebecca Tinucci. Perusahaan kemudian mempekerjakan kembali beberapa orang tersebut, menurut postingan di LinkedIn.
Pemangkasan yang lebih banyak juga bertepatan dengan penurunan penjualan Tesla karena perusahaan tersebut memperhitungkan barisan kendaraan listrik yang menua dan meningkatnya persaingan di China serta kemerosotan merek. Pada kuartal I 2024, Tesla melaporkan penurunan pendapatan tahunan sebesar 9 persen, penurunan terbesar sejak 2012.
Di seluruh industri otomotif, pertumbuhan penjualan kendaraan listrik melambat tahun ini setelah dua tahun mengalami ekspansi pesat. Penurunan ini signifikan bagi Tesla, yang Model Y-nya menjadi mobil terlaris di seluruh dunia pada tahun 2023.
Editor : EldeJoyosemito
Artikel Terkait