Khalid bin Walid yang ditugaskan Khalifah Abu Bakar memerangi Tulaihah dan pengikutnya. Mereka bercerai berai melarikan diri.
Pada akhirnya sisa-sisa kaum yang murtad itu bergabung dengan kabilah Umm Ziml Salma bint Malik. Perempuan ini menghimpun petempur kaum murtad untuk melawan Islam. Mereka yang berhasil dihimpun antara lain dari kabilah Gatafan, Tayyi', Sulaim dan Hawazin. Mereka bergabung dengan Umm Ziml dan mengikat suatu perjanjian akan bersama-sama mengadakan perlawanan sampai mati dalam menghadapi Khalid bin Walid .
Muhammad Husain Haikal dalam As-Siddiq Abu Bakr menyebut mengapa mereka begitu berani melakukan pemberontakan karena sudah tentu dendam lama yang ada pada sisa-sisa kabilah itu terhadap Muslimin. "Mereka adalah orang-orang yang sebelumnya sudah kalah. Itulah yang mendorong orang yang putus asa bergabung dan membuat perjanjian mengadakan perlawanan," tuturnya.
Kalau bukan karena dendam yang menggerogoti jantung mereka, apa pula gerangan yang membuat mereka bertahan setelah Tulaihah lari dan kebohongannya terbongkar? Umm Ziml ini memang mengidap luka dendam kepada Muslimin yang tak kunjung sembuh kendati sudah berlalu beberapa tahun silam. Wajar saja bila sisa-sisa itu kemudian bergabung dengan Umm Ziml dan dendam bersama itulah yang kemudian dijadikan panji dan benderanya.
Lalu, siapa Umm Ziml? Dia adalah anak perempuan Umm Qirfah yang terbunuh pada masa Nabi dengan mengerikan sekali.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta