JAKARTA, iNews.id - Ada banyak kisah menarik dan inspiratif dari berdirinya perusahaan otobus PO Haryanto. Sebagai sebuah perusahaan, setiap harinya lamaran kerja hampir tak pernah absen dari masyarakat yang ingin bekerja di PO bus tersebut.
Namun yang menarik, setiap calon pelamar yang hendak bekerja di PO Haryanto diwajibkan memenuhi syarat, yakni rajin sholat lima waktu. Bahkan, karyawan yang telah bekerja pun tak pernah ada yang keluar, kecuali karyawan tersebut meninggal dunia.
"Di PO Haryanto lamaran sampai ribuan menumpuk. Karena di sini tidak ada (karyawan) yang keluar. Kecuali meninggal atau dipecat. Kita satu-satunya PO yang tidak banyak keluar masuk," ujar Rian Mahendra, direktur operasioanal sekaligus putra pemilik PO Haryanto dilansir dari channel YouTube Yudi Candra.
PO Haryanto mewajibkan karyawannya untuk tidak meninggalkan sholat (Foto: IG PO Haryanto)
PO Haryanto sendiri merupakan salah satu perusahaan otobus terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 300 bus dan 2.000 karyawan. Bagi pemudik yang biasa melakukan perjalanan ke kampung halamanya di Jawa pasti sudah tidak asing dengan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) PO Haryanto.
PO Haryanto sendiri awalnya didirikan pada tahun 2002 oleh Haji Haryanto, seorang pria asal Kudus, Jawa Tengah. Usaha tersebut berawal setelah Haji Haryanto purnatugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad TNI Angkatan Darat, Tangerang.
Meski dibangun usai purnatugas, namun saat masih dinas, Haji Haryanto dikenal sebagai sosok pekerja keras, usai bertugas, ia tak segan menjadi sopir angkutan kota dari sore hingga subuh. Sampai akhirnya, dia memiliki angkot sendiri.
Setelah melalui berbagai ujian dalam usaha, H Haryanto akhirnya merambah angkutan bus. Dari lima bus terus berkembang hingga puluhan bus eksekutif, dan sekarang memiliki 300 bus lebih.
Lanjut ke calon pelamar PO Haryanto, Rian menuturkan jika karyawan yang berada di bawah naungannya langsung sebanyak 1.700 orang, mayoritas sopir bus. Dia melihat karakter sopir bus berbeda-beda, namun permasalahnya sama, yaitu perempuan, main judi, minum dan lainnya.
Belajar dari itu, lanjut Rian, perusahaan menyeleksi dengan ketat calon karyawan. Bahkan untuk wawancara, dia turun tangan untuk mengetahui karakter orang tersebut.
"Saya bisa melihat karakter orang tersebut. Kalau mencari uang besar sampai kapan pun tidak pernah cukup. Yang kita terima karyawan yang mencari keberkahan. Kalau berkah Insya Allah berapa pun dicukupkan," kata pria ramah ini.
Dia juga menekankan karyawannya untuk mengutamakan sholat. Termasuk para sopir yang bertugas mengantarkan penumpang.
"Ada kewajiban untuk sholat. Memang susah tapi kembali ke kita. Kita sebagai pengusaha melihat karyawan sebagai amanah. Kita akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti," ujarnya.
"Kalau tidak sepersisi ya keluar. Karena aku kayak gini karena jalan Allah. Kalau membiarkan dosa itu salah," kata Ryan dengan tegas.
Dia menegaskan, PO Haryanto berkomitmen menjadikan usahanya sebagai ladang ibadah. Walau kondisi perusahaan naik turun, sejak 2002 H Haryanto tetap menyantuni anak yatim piatu yang jumlahnya kini mencapai 5.361 orang. Bahkan, setiap tahun mereka memberangkatkan umrah dan naik haji, serta terus membangun masjid.
Editor : Arbi Anugrah