get app
inews
Aa Read Next : Ini Alasan Kenapa Kucing Tidak Masuk Surga

Bertobat Sebelum Terlambat, Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah

Jum'at, 29 Oktober 2021 | 07:05 WIB
header img
Tidak ada manusia yang bebas dari dosa, kecuali para Nabi yang bersifat ma’sum. (Foto: Unsplash)

Tingkatan keempat, orang yang bertaubat selama beberapa waktu saja, kemudian kembali lagi mengerjakan dosa tanpa ada niat untuk bertaubat atau merasa menyesal atas perbuatannya. Bahkan ia semakin larut menuruti hawa nafsunya. Orang seperti ini tergolong “yang berkeras hati dan terus menerus dalam dosa”. Nafsunya disebut an Nafsul Amarah, nafsu yang selalu mengajak kepada kejahatan dan menjauh dari kebaikan. Orang seperti ini sangat dikhawatirkan mengalami su’ul khotimah.

Nafsu demikian disinggung dalam Al Qur’anul Karim Surat Yusuf, 12:53 berikut:
وَماَ اُبَرِّئُ نَفْسِيْ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ باِاسُّوْءِ اِلاَّ ماَ رَحِمَ رَبِّيْ اِنَّ رَبِيْ غَفُوْرٌ رَحِيْمٌ
“ Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”.

Untuk meraih hasil maksimal dalam memperoleh ampunan Allah SWT, Nabi saw mengajarkan sayyidul istghfar atau induk istighfar sebagai berikut:

اللهُمَّ اَنْتَ رَبِّيْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتنِيْ وَاَنَا عَبْدُك وَاَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَاسْتَطَعْتُ اَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ ما صَنَعْتُ اَبُؤُ لَكَ بِنعمَتِكَ عَلَيَّ وَاَبُؤُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِيْ فَإنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ.

“ Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau yang menciptakan diriku, aku adalah hambaMu, dan aku berada dalam perintah dan perjanjianMu dengan segala kemampuanku, perintahMu kulaksanakan,Aku berlindung kepadaMu dari segala keburukan yang aku perbuat, ni’matMu kepadaku kian berlimpah, sementara aku berbuat dosa kepadaMu, maka ampunilah dosa-dosaku, sebab tiada yang dapat memberi ampunan kecuali Engkau”. (Hr Bukhari Muslim dari Syaddad bi Aus)

Dalam hadits tersebut juga diterangkan bahwa, barangsiapa yang membacanya pada sore hari, kemudian  di malam harinya dia meninggal dunia, maka dia akan dimasukkan Allah ke surga. Dan barangsiapa membacanya pada pagi hari, kemudian di siang harinya dia meninggal dunia, maka dia akan dimasukkan Allah ke surga.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut