Untuk mengurangi beban masyarakat, Bupati meminta Disperindag untuk memberikan minyak goreng murah kepada masyarakat yang sudah disubsisidi oleh pemerintah daerah dengan harga Rp14 ribu per liter. Bupati meminta 260 liter minyak agar didistribusikan ke Karanggede.
"Besok Kepala Disperindag yang mengurus, Saya minta 260 liter didistribusikan ke Karanggede. Nanti masyarakat bisa mengambil di kantor desa, satu orang jatahnya satu liter," ujar Bupati yang turut membagikan 100 paket sembako kepada masyarakat.
Bupati mendorong masyarakat untuk dapat memasak dengan pola sehat, seperti dikukus, direbus, atau dibakar, kecuali terhadap bahan makanan lain yang memang harus di goreng seperti krupuk, dll. Orang Jepang kata Bupati, terbiasa memasak dengan dikukus, dan di rebus, seperti ikan, dan sayuran. Lebih dikenal dengan Sushi.
"Sama, orang tua kita dulu juga mengolah makanan bukan dengan cara digoreng, tapi dikukus, direbus, atau dibakar. Malah dianggap lebih sehat, tidak mengandung kolestrol. Artinya saat situasi yang sedang sulit ini, cara-cara itu bisa dilakukan sebagai alternatif, sekaligus untuk meminimalisir keuangan keluarga," ujarnya.
Tidak hanya itu, Bupati juga cukup berbangga karena banyak warga di berbagai desa yang sudah berkreatifitas membuat minyak goreng dari kelapa. Pihaknya terus mendorong agar itu dikembangkan agar bisa menjadi pengganti minyak goreng sawit.
"Kita tahun minyak kelapa lebih bagus dari minyak sawit dari sisi kandungan minyak jenuhnya. Kalau minyak sawit bisa digunakan untuk satu kali goreng. Minyak kelapa bisa lebih dari satu kali, dan masih bening. Makanya saya saya mendorong agar produksi minyak kelapa di Kebumen agar dikembangkan lebih besar," tandasnya.
Editor : EldeJoyosemito