“Teman-teman sekolah saya dulu sering menggoda saya, mereka akan meneriaki saya ‘monyet monyet’,” keluh Patidar.
“Orang-orang juga menggoda saya dengan menyebut saya hantu, mereka mengira saya semacam makhluk mitos tetapi saya bukan hal-hal tersebut."
"Saya melihat orang tua menjauhkan anak-anak kecil mereka dari saya, membuat saya sedih berpikir mereka takut.” Para oengganggu bahkan akan melemparinya dengan batu seolah-olah Patidar adalah monster dari film horor masa lalu.
Sampai sekarang, tidak ada obat untuk hipertrikosis. Penderita hanya mencoba dan menjaga surai abadi melalui pemutihan, pemangkasan, pencukuran, waxing, laser, dan metode penghilangan rambut lainnya.
Lambat laun Patidar belajar merangkul kondisi uniknya, dan tidak akan membiarkan itu mencegahnya menjalani kehidupan yang bahagia dan memuaskan.
“Saya berbeda dari manusia biasa dalam hal yang baik, saya unik,” katanya.
“Perlahan semua orang di keluarga saya mulai merasa normal tentang hal itu dan teman-teman saya juga banyak menyemangati saya.”
Patidar bahkan sudah mulai ngeblog dan membuat video dengan tujuan kelak menjadi YouTuber terkenal. Pada akhirnya, dia merasa bahwa penampilan fisik seharusnya tidak menghalangi seseorang untuk mengejar impiannya.
“Saya harus belajar banyak hal selama perjalanan saya, yang terpenting saya harus belajar bahwa saya adalah satu dari sejuta,” kata remaja itu.
"Saya tidak boleh menyerah dan menjalani hidup sepenuhnya, saya selalu ingin maju dan bahagia."
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta